Menggapai Sunrise 1 Muharam
ini bukanlah perjalanan untuk mengungkap misteri dunia mistiik
tapi ini hanyalah perjalanan mencari kesenangan dan kepuasan...
bekos itis der
Sore Pertengahan Desember 2009
langsung aja ya gan...
Sore Pertengahan Desember 2009
Masih Seperti Biasanya.....
Hasrat liar untuk kembali menikmati kesunyian dialam bebas pun muncul kembali didalam benakku... maklum besok tidak ada pekerjaan yang harus diselesaikan....
kulihat kalender didinding kamar yang telah penuh dengan coretan sisa jadwal perjalanan yang lalu....
hupzzz............. menurut penaggalan jawa besok tanggal 1 suro....
saatnya uji nyali nich.....
tanpa banyak berpikir panjang langsung ane hubungi teman - teman yang lain "adakah yang yang ingin ikut serta dalam perjalanan kali ini.....
sangat disayangkan semuanya menggeleng, tak satupun yang bersedia dikarenakan mereka telah memiliki jadwal acara sendiri - sendiri....
akhirnya kuputuskan perjalanan kali ane lakukan sendiri (meskipun penuh dengan keraguan 'MALAM 1 SURO GAN).. Oalah.... perjinlah yang penting puas........................
tujuan yang paling mudah dan cepat adalah
Bukit Sarang Elang soalnya dekat rumah gan......
(sebuah bukit yang ada didaerah ane tepatnya
di kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Prov. Sumatera selatan)
Ba'da Magrib perjalanan pun dimulai
dengan motor Honda CBR andalan ane......
Hupz.. baru 10 menit kupacu sepeda motorku....
mendadak hujan rintik - rintik...
perjalanan tetap ku lanjutkan...
hanya butuh waktu 20 menit aku telah tiba di tempat penitipan motor yang biasanya menjadi titik awal pendakian kami, tetapi mengingat perjalanan kali ini kulakukan sendiri dan untuk menghemat waktu dan tenaga akhirnya kupaksakan membawa motorku menembus perkebunan penduduk untuk mencapai batas pendakian yang hanya bisa di tempuh dengan berjalan kaki.....(meskipun bingung akan dititipkan kemana motor ini nantinya)
Hmmmmm.......
ini kan malam satu suro pasti semua manusia sedang beristirahat dan tidak akan ada yang berkeliaran didalam hutan termasuk para pencuri sapi yang biasanya berkeliaran didaerahku umpetin aja di tengah hutan pikirku.... heheheeee...bodo amatlah.... kepalang tanggung.
Hujan masih tetap mengiringi perjalananku dan tampak malah semakin deras. tiba di tepian sungai ingsu.
sungai yang biasa kami lewati dengan berjalan kaki ternyata banjir.
dan tidak bisa di lewati oleh kendaraaan bermotor,....
kacau.
ane coba melakukan Tips pendakian yang pernah kudapatkan dalam sebuah artikel jika mendapat hambatan dalam pendakian....
STOP
Stop, Think, Observ, Orient, Plan (maaf gan kalo salah)
akhirnya kuputuskan untuk mencari pondok (gubuk yang mempunyai tiang tinggi yang ada di ladang dan biasanya hanya digunakan pada saat siang hari saja) didaerah ini dengan harapan ada alternatif jalan yang lain untuk menuju ke titik pendakian.....
akhirnya.....
perjalanan kulanjutkan setelah kutemukan sebuah gubuk yang ada penghuninya
perjalanan dilanjutkan dengan menyusuri jalanan sempit di sisi perbukitan,,,,,
waduh...
seperti yang kubayangkan jalan alternatif ini benar - benar parah.
namun,,, berkat perjuangan motorku akhirnya aku melanjutkan perjalanan tanpa ada halangan... ditengah perjalanan aku dikejutkan oleh sebuah cahaya senter yang diarahkan kepadaku...
dengan hati yang berdebar – debar aku pun berhenti dan kulihat ada dua orang pria yang mendekat kearahku...
oalah.... rupanya mereka adalah penduduk daerah ini yang sedang menunggu duren... ternyata disini durennya sudah mulai berguguran. Makanya sebagian Gubuk disini tidak ditinggalkan oleh penghuninya.... jadilah aku mampir disini dengan suguhan kopi duren... maknyus....
selesai berbincang - bincang sejenak dan menyampaikan maksudku.... sekaligus memohon dengan penuh iba, akhirnya kutitipkan motorku di bawah pondok .... dengan tidak lupa terlebih dahulu mengunci motorku dengan rantai besi yang biasa ku bawa..... (buat keamanan gan)
kurang lebih pukul 21.00
Start Pendakianpun dimulai.... meskipun hujan masih tetap turun...
setelah menyeberangi sungai ingsu jalanpun mulai menanjak....
Namun setelah berjalan selama 10 menit tak jua kutemukan sebuah pondok reyot yang telah lama ditinggalakan oleh penghuninya yang menjadi patokan untuk meneruskan perjalanan, yang kutemukan hanyalah jalan buntu yang jika diteruskan yang mengarah ke bawah jurang...
ah.... mungkin tadi ketika dibawah ada kesalahan saat menentukan arah.... pikirku.
kuputuskan untuk kembali ke bawah lagi, ketepian sungai yang menjadi titik awal pendakian tadi...
Bismillahhirhmanirrahim....
kembali ku ulangi,,,, tetapi tetap seperti semula....
mungkinkah aku yang salah mengambil arah... padahal seingatku baru juga 5 bulan yang lalu aku kesini...
hadoh,, gawat neh... hujan tak jua reda sementara aku masih tetap seperti tadi,,,, bolak balik menentukan arah mencari tanda penunjuk diatas....
sudah hampir satu jam berputar putar ternyata capek juga....
kacau nih... mental udah mulai turun.... dan pikiran sudah mulai macam - macam.... jin, setan dan lainnya sudah mulai memasuki pikiranku.... kuputuskan untuk duduk sejenak, menikmati sepotong makana ringan dalam hisapan rokok yang sudah rada - rada lembab namun masih terasa nikmat....
Pulang sajalah jerit satu sisi hati kecilku,,, nanti berbahaya kalau diteruskan... namun sisi hati yang lainnya ikut angkat bicara...Buang jauh semua banyangan yang akan mengacaukan pikiranmu,,,, santailah sejenak dan teruslah berusaha... puncak pasti kau gapai malam ini..
Setelah kutimbang dengan neraca hati akhirnya kuputuskan untuk melanjutkan perjalanan,, berbekal golok yang telah kubawa, perlahan ku tebas semak belukar yang menghalangi sambil terus mengingat kembali arah yang biasa kami lewati dengan harapan dapat menemukan pondok reyot tersebut...
Hupzzz.. akhirnya tiba juga aku diatas,,,, ternyata pondok reyot yang dulunya masih berdiri sekarang sudah roboh dan yang tersisa hanya puing - puing keruntuhan.... (mirip seperti runtuhnya gedung WTC)
Perjalanan dilanjutkan....
mengikuti tanda yang arah yang dahulunya kami pasang disepanjang jalur sampai kepuncak.... menyusuri sisa - sisa perkebunan kopi dan mulai memasuki kawasan hutan jalan mulai menyulitkan karena terjalnya jalur dan berbatu yang rentan akan longsor. perlahan kulewati setapak demi setapak.
tiba di galangan satu aku kembali bersitirahat sejenak sambil menikmati dinginnya ujan yang yang sudah mulai reda...
Puncak galangan (sebutan kami untuk Puncak Bukit sarang elang yang mirip dengan galangan sawah) telah tampak di ujung mata, tapi aku tidak ingin terburu - buru karena kondisi jalur yang semakin menyulitkan...
akhirnya.... sekitar pukul 00.30 sampai juga di Puncak Galangan Sarang elang.
Hupzz... hujan kembali datang menyambut kehadiranku....
tanpa banyak menunggu, aku langsung menuju tempat yang biasanya kami gunakan untuk mendirikan tenda..... lega.. setelah tenda terpasang kulanjutkan untuk memasak mi dan membuat
kunikmati malam ini dengan kesendirianaku hingga pagi menjelang datang dan alhamdulillah tidak ada penampakan meskipun 500 meter dari tenda ada sebuah makam yang katanya???? makam keramat.... entahlah... sampai sekarang tidak ada penjelasan yang pasti mengenai makam tersebut!!! apakah memang sebuah makam ataukah hanyalah sebuah gundukan batu biasa yang dibentuk seperti makam untuk menciptakan sebuah mitos bagi masyarakat disini.. wallahualam...
sepi.....
disini sunyi
hanya suara hujan menciptakan nada diatas tenda
hanya hembusan angin menabuh dedaunan
dan sesekali suara serangga malam
mengiringi melodi didalam kelam
kau masih seperti dulu
menerima kehadiranku...
menyapa hatiku yang ingin selalu menggapaimu
mengapa aku disini
hanya aku dan kau yang mengerti...
Potret Puncak Elang
view kabut di puncak sarang elang
Kesunyian di muka tenda
Suasana Puncak Galangan Sarang Elang
menikmati pesona alam dari puncak sarang elang